Dua seremoni lanjutan novel 'Lawa' resmi menyapa penggemar sastra di Riau
berupa bedah novel yang akan digelar di UIN Suska Pekanbaru, almamater Saidul pada Sabtu (17/5) pagi. Saidul Tombang yang acap berpenampilan rapih tapi terlihat gaul, sempat meneteskan air mata ketika menjawab salah satu pertanyaan peserta dalam bedah novelnya di Aula UIN Suska Riau pada Sabtu (17/5) pagi lalu.
‘’Saya sangat terharu, saya tidak menyangka peserta bedah novel saya ini akan dihadiri oleh banyak peserta,’’ ungkapnya sesaat sebelum meneteskan air mata. Waktu itu Saidul yang juga Redaktur Pelaksana Riau pos teringat mendiang neneknya yang menginspirasi novel tersebut. Bedah novel yang dimulai sekitar pukul 9.30 WIB ini juga dihadiri oleh Ansori Kadir, Protokoler Gubernur Riau yang bertindak sebagai moderator, Drs Hajar Hasan MA, Pembantu Rektor III UIN Suska Riau dan turut juga hadir seorang perwakilan dari Chevron. Pembedah novel perdana Saidul Tombang ini sendiri adalah Harry B Koriun, Redaktur Budaya Riau pos yang berduet dengan Marhalim Zaini, seorang Sastrawan Riau.
Sementara itu Grand launching diadakan pada Sabtu malamnya di Laman Bujang Mat Syam Komplek - depan Anjungan Seni Idrus Tintin - Bandar Serai (Purna) MTQ Pekanbaru.
Sebagian besar adat istiadat dan norma sosial itu adalah bagian kehidupan Saidul Tombang si Pengarang. Sepanjang Poro, Kampar, Air Tiris, Bangkinang, Salo, Rantau, sampai ke Batu Bersurat dan Mahat, telah dirangkai oleh dalam dan kelamnya air Sungai Kampar. Di sanalah kehidupan di masa kecil hingga remaja Saidul lalui. Mandi, berenang, menyelam, mencuci, bahkan meminum air Sungai Kampar adalah bagian masa lalu yang akan selalu dirindukan pria ramah yang murah senyum ini.
Novel Lawa membuka mata banyak orang tentang esensi cinta, pengorbanan, dan siasat. Dengan latar belakang Budaya Kampar yang jarang dieksplorasi seniman, novel ini patut menjadi rujukan. Gaya bertutur yang khas digunakan penulis juga mampu membuat novel ini menarik untuk dibaca begitu komentar Rida K Liamsi, Penulis Novel Bulang Cahaya.
‘’Saya sangat terharu, saya tidak menyangka peserta bedah novel saya ini akan dihadiri oleh banyak peserta,’’ ungkapnya sesaat sebelum meneteskan air mata. Waktu itu Saidul yang juga Redaktur Pelaksana Riau pos teringat mendiang neneknya yang menginspirasi novel tersebut. Bedah novel yang dimulai sekitar pukul 9.30 WIB ini juga dihadiri oleh Ansori Kadir, Protokoler Gubernur Riau yang bertindak sebagai moderator, Drs Hajar Hasan MA, Pembantu Rektor III UIN Suska Riau dan turut juga hadir seorang perwakilan dari Chevron. Pembedah novel perdana Saidul Tombang ini sendiri adalah Harry B Koriun, Redaktur Budaya Riau pos yang berduet dengan Marhalim Zaini, seorang Sastrawan Riau.
Sementara itu Grand launching diadakan pada Sabtu malamnya di Laman Bujang Mat Syam Komplek - depan Anjungan Seni Idrus Tintin - Bandar Serai (Purna) MTQ Pekanbaru.
Sebagian besar adat istiadat dan norma sosial itu adalah bagian kehidupan Saidul Tombang si Pengarang. Sepanjang Poro, Kampar, Air Tiris, Bangkinang, Salo, Rantau, sampai ke Batu Bersurat dan Mahat, telah dirangkai oleh dalam dan kelamnya air Sungai Kampar. Di sanalah kehidupan di masa kecil hingga remaja Saidul lalui. Mandi, berenang, menyelam, mencuci, bahkan meminum air Sungai Kampar adalah bagian masa lalu yang akan selalu dirindukan pria ramah yang murah senyum ini.
Novel Lawa membuka mata banyak orang tentang esensi cinta, pengorbanan, dan siasat. Dengan latar belakang Budaya Kampar yang jarang dieksplorasi seniman, novel ini patut menjadi rujukan. Gaya bertutur yang khas digunakan penulis juga mampu membuat novel ini menarik untuk dibaca begitu komentar Rida K Liamsi, Penulis Novel Bulang Cahaya.
hidup bg saidul...!
BalasHapusTerima Kasih, do'akan saya agar terus dapat berkarya..
BalasHapusDitunggu aja novel terbarunya bang Saidul
BalasHapus