Sedangkan Balimau artinya menggunakan Limau atau jeruk - dalam hal ini jeruk nipis - yang telah iris dan direbus.
Jika diartikan, Mandi Potang Balimau adalah mandi yang dilakukan oleh masyarakat Kampar pada sore hari menjelang masuknya tanggal 1 Ramadhan, dengan menggunakan limau. Mandi Potang Balimau ini dilakukan di tepian sungai Kampar-sebuah sungai terpanjang di Riau- dengan airnya yang jernih. Ada juga yang menyebutkan mandi balimau dengan sebutan mandi Balimau Kasai. Selain di Sungai Kampar, ada juga masyarakat yang melakukannya di rumah-rumah sendiri.
Digunakan Limau tujuannya adalah untuk membersihkan kulit kepala dari ketombe, membersihkan kuku jari kaki dan tangan. Sedangkan Kasai yang terbuat dari beras dan kunyit yang dihaluskan, berfungsi sebagai menghaluskan kulit dan muka. Mungkin zaman sekarang tepatnya luluran. Tradisi ini sudah lama dilakukan secara turun-temurun. Tidak ada yang tahu kapan persis adanya tradisi ini. Akan tetapi kemungkinan besar kegiatan tradisional ini telah dilakukan ratusan tahun yang lalu. Tapi mulai dijadikan sebagai sebuah even wisata dilakukan belasan atau 20 tahun yang lalu.
Selain itu jika ingin mandi di sungai ini, jangan pernah bergabung dengan para wanita, karena antara ‘topian” (tempat mandi) laki-laki dengan perempuan ada tempat khusus, yaitu antara tempat lak-laki dengan perempuan berjarak sekitar 20 meter dan selang-seling. Dalam Mandi Balimau Kasai pada awalnya tidak dilakukan secara bercampur antara laki-laki dengan perempuan, akan tetapi akhir-akhir ini hal tersebut sudah tidak diindahkan lagi.
Kalau kita lihat apa yang terjadi saat ini, tradisi Mandi Potang Balimau Kasai, sudah sangat jauh dilencengkan. Kita hanya akan melihat kegiatan yang sifatnya hura-hura dan pergaulan yang tidak sepantasnya dilakukan didepan umum. Bahkan yang memalukan adalah mandi bersamaan yang dilakukan anak muda laki-laki dengan perempuan dan juga mabuk mabukan. Padahal dulunya, tradisi ini merupakan hal yang tergolong sakral. Sebelum memasuki bulan puasa atau sebelum magrib, anak, anak kemenakan dan menantu atau juga yang tua serta murid, akan mendatangi orang tua, mertua, mamak (paman), kepala adapt, atau guru mereka dalam rangka meminta maaf menjelang masuk bulan suci.
Kedatangan generasi muda menjenguk orang tua akan disertai dengan iring-iringan dan membawa bahan Limau dan Kasai, serta membawa jambau (makan-makanan). Akan tetapi jangan harap hal semacan ini akan dijumpai. Jika anda datang ke Kampar, anda mungkin hanya menjumpai tempat-tempat hiburan yang dikerumuni masyarakat dan tidak akan mengisyaratkan akan memasuki bulan Ramadhan.
Jika diartikan, Mandi Potang Balimau adalah mandi yang dilakukan oleh masyarakat Kampar pada sore hari menjelang masuknya tanggal 1 Ramadhan, dengan menggunakan limau. Mandi Potang Balimau ini dilakukan di tepian sungai Kampar-sebuah sungai terpanjang di Riau- dengan airnya yang jernih. Ada juga yang menyebutkan mandi balimau dengan sebutan mandi Balimau Kasai. Selain di Sungai Kampar, ada juga masyarakat yang melakukannya di rumah-rumah sendiri.
Digunakan Limau tujuannya adalah untuk membersihkan kulit kepala dari ketombe, membersihkan kuku jari kaki dan tangan. Sedangkan Kasai yang terbuat dari beras dan kunyit yang dihaluskan, berfungsi sebagai menghaluskan kulit dan muka. Mungkin zaman sekarang tepatnya luluran. Tradisi ini sudah lama dilakukan secara turun-temurun. Tidak ada yang tahu kapan persis adanya tradisi ini. Akan tetapi kemungkinan besar kegiatan tradisional ini telah dilakukan ratusan tahun yang lalu. Tapi mulai dijadikan sebagai sebuah even wisata dilakukan belasan atau 20 tahun yang lalu.
Selain itu jika ingin mandi di sungai ini, jangan pernah bergabung dengan para wanita, karena antara ‘topian” (tempat mandi) laki-laki dengan perempuan ada tempat khusus, yaitu antara tempat lak-laki dengan perempuan berjarak sekitar 20 meter dan selang-seling. Dalam Mandi Balimau Kasai pada awalnya tidak dilakukan secara bercampur antara laki-laki dengan perempuan, akan tetapi akhir-akhir ini hal tersebut sudah tidak diindahkan lagi.
Kalau kita lihat apa yang terjadi saat ini, tradisi Mandi Potang Balimau Kasai, sudah sangat jauh dilencengkan. Kita hanya akan melihat kegiatan yang sifatnya hura-hura dan pergaulan yang tidak sepantasnya dilakukan didepan umum. Bahkan yang memalukan adalah mandi bersamaan yang dilakukan anak muda laki-laki dengan perempuan dan juga mabuk mabukan. Padahal dulunya, tradisi ini merupakan hal yang tergolong sakral. Sebelum memasuki bulan puasa atau sebelum magrib, anak, anak kemenakan dan menantu atau juga yang tua serta murid, akan mendatangi orang tua, mertua, mamak (paman), kepala adapt, atau guru mereka dalam rangka meminta maaf menjelang masuk bulan suci.
Kedatangan generasi muda menjenguk orang tua akan disertai dengan iring-iringan dan membawa bahan Limau dan Kasai, serta membawa jambau (makan-makanan). Akan tetapi jangan harap hal semacan ini akan dijumpai. Jika anda datang ke Kampar, anda mungkin hanya menjumpai tempat-tempat hiburan yang dikerumuni masyarakat dan tidak akan mengisyaratkan akan memasuki bulan Ramadhan.
wah penyalahgunaan mang terus terjadi pada upacara tradisi rakyat. bukan cuma di riau, hampir seluruh pelosok negri. mudah-mudahan ketertiban lebih diperhatikan panitia penyelenggara. :)
BalasHapusamin... Semoga panitia memikirkan itu
BalasHapusjika tradisi itu mengikat dalil aqli, maka kita berarti org2 yg terpenjara.
BalasHapusjika dalil mengkat tradisi, maka itu adalah kewajaran yg harus di kompromikan..
tiada yg salah dari balimau.. mari berfikir...
memang tidak salah, tapi sering disalah gunakan..
BalasHapusMohon di larat....kalau adat yg lamo...tidak sesuai dgn masa skg harus di hendahkan...tak perlu buat.....jika di buat lagi mungkin merosakan adat serta masyarakat yg tidak memahaminya...selain dari itu mungkin akan berlaku kurafat pada org yg beragama
BalasHapusIslam.....sama2 lah kita fikirkan...BIAR MATI ANAK...JGN MATI ADAT........
iiIslam...