Jika dulu sistem pengajaran hanya mengandalkan bahan dan referensi apa adanya akibat terbatasnya sarana, maka sejalan dengan perkembangan sistem pendidikan dan juga kurikulum, referensi para guru dan pola mengajar pun menjadi berkembang.
Perkembangan itu bisa dilihat, dari hanya menggunakan bahan ajar berupa buku-buku lama, terus berkembang dan hingga saat ini sistem pengajaran sudah masuk pada zona komputer dan multimedia.
Dalam perkembangan dan perubahan itu, banyak persoalan yang dihadapi dunia pendidikan. Bahkan, guru sebagai pengajar pun sangat merasakan perubahan demi perubahan itu.
Dari banyak masalah yang dihadapi, satu di antaranya adalah kemampuan guru dalam hal menguasai komputer adn multimedia yang masih rendah. Jujur saja, saat ini masih sangat banyak guru kita yang gatek alias gagap teknologi. Sehingga, sistem komputerisasi yang sekarang sudah merambah dunia pendidikan kita, malah dianggap menjadi kendala tersendiri bagi mereka.
Tak bisa dipungkiri, hingga hari ini masih banyak guru-guru kita, yang masih gagap dan bahkan awam dengan teknologi yang sudah merambah jauh ke dalam dunia pendidikan.
Kondisi seperti ini tidak saja dialami para guru yang tinggal di daerah pedesaan yang serba sulit, namun merasuk guru-guru yang mengajar di perkotaan yang setiap saat hidup dalam hiruk-pikuk teknologi itu sendiri.
Kondisi ini menjadi masalah tersendiri bagi pengembangan sistem pengajaran kita apalagi ketika berbicara pembelajaran berbasis komputer dan multimedia.
Pertanyaan kita, mengapa masih terkendala untuk menerapkan pembelajaran berbantukan komputer? Bukankah model pembelajaran berbantukan komputer ini akan sangat membantu dan mempermudah guru dalam mengajar dan membantu siswa lebih mudah mencerna materi yang diajarkan?
Beberapa kendala yang dihadapi, masih persoalan klasik. Mulai dari tidak tersedianya infrastruktur yang memadai seperti listrik yang masih hidup mati, dan bahkan masih banyak daerah yang sama sekali belum ada listrik.
Ketika terkendala sistem penerangan dan energi listrik, jelas guru tidak akan bisa mengajar menggunakan komputer, meski guru tersebut mahir menggunakan komputer.
Persoalan lainnya, kemampuan sejumlah besar guru yang masih minim dan bahkan tidak tahu sama sekali mengoperasikan komputer, sehingga tidak muncul rasa ketertarikan mereka menerapkan pola mengajar menggunakan alat bantu komputer.
Untuk itu, melihat strategisnya model pembelajaran berbasis tekonologi ini, bagi guru, tidak ada upaya lain kecuali membekali diri agar bisa menguasai teknologi tersebut. Sebab, saat ini teknologi benar-benar masuk dan menjadi bagian pengajaran di sekolah. Buktinya, saat ini pemerintah saja sudah meluncurkan bahan ajar berupa buku elektronik. Ini sinyal bahwa pemerintah sudah akan bergeser dari sistem manual ke sistem elektronik.
Konsekuensinya, guru-guru yang tidak menguasai teknologi dalam pengajaran, akan tergusur dan tertinggal oleh mereka-mereka yang memang menguasai teknologi tersebut dengan baik. Para guru yang lalai, seperti merasakan sunyi dalam keramaian. Merasa asing dalam komunitasnya.
Untuk itu, kepada para guru, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Jangan lagi menunda, mulailah dari sekarang dan ketika sudah menguasainya, langsung terapkan di sekolah masing-masing dan rasakan bagaimana teknologi ternyata sangat membantu. Harapan kita, mulai sekarang para guru sudah mampu mengajar menggunakan alat bantu komputer yang lebih dikenal dengan model pembelajaran berbasis komputer. Semoga.***