Di era modern, perang memerlukan pasukan yang memiliki kecepatan khusus untuk melumpuhkan pasukan lawan. Pasukan ini biasanya bergerak dalam jumlah kecil, namun sangat terlatih dan cepat dalam memasuki jantung pertahanan lawan. Pasukan khusus ini sering juga disebut Comandos, Para Comando atau Pasukan Komando.
Pasukan Komando ini biasanya memiliki keahlian yang sangat komplit sebagai seorang prajurit. Jumlahnya tak banyak, namun memiliki kemampuan yang melebihi rata-rata prajurit. Mereka mampu bergerak cepat seperti hantu.
Di Indonesia, sejarah Pasukan Komando sendiri telah terukir sejak masa kolonial Belanda. Salah satu yang terkenal adalah kekejaman Pasukan Komando ala Westerling yang siap mengeksekusi rakyat yang diduga berpihak pada gerilyawan. Di masa Hindia Belanda, terdapat Pasukan Komando bernama Marsose, kemudian ada juga Kolone Macan.
Pasukan Komando Belanda di Masa Revolusi yang paling sadis dipimpin Westerling, Depot Speciale Troepen, juga gerakan Pasifikasi ala Westerling. Ada juga Pasukan Payung, kemudian KST dan pasukan Kraai Operation di Yogyakarta.
Setelah revolusi, terdapat beberapa pasukan khusus tentara Indonesia yang lahir untuk melawan penjajah dan imperialisme baru.
Misalnya lahir RPKAD yang merupakan cikal bakal Kopassus. Selain Kopassus, ada juga Paskhas AU, Detasemen Jala Mangkara dari korps Marinir. Korps Marinir merupakan perubahan dari pasukan yang bernama Korps Komando (KKO).
Buku Pasukan Komando ini memaparkan dengan lugas tentang pasukan khusus yang memiliki tugas khusus. Pasukan-pasukan itu memang bergerak dengan volume kecil. Namun kadang gerakannya menentukan perjalanan bangsa ini. Buku ini membahasnya dengan baik dan lengkap.***
Muhammad Amin