Sejak itu hidayah menyapanya. Ia pun tobat atas jalan lain yang ditempuhnya. Pengusaha agrobisnis dan juga mantan dosen Tri Sakti Jakarta itu kini mengikuti jejak pendahulunya penyebar agama Islam. Ia ternyata generasi ke enam pahlawan kemerdekaan nasional yang sering dijuluki Pangeran Sambernyowo yang dinobatkan jadi KGPAA Mangkoenogoro I yang juga penyebar agama Islam abad ke-18.
Ia kemudian berceramah Islam lewat ilmu geologi di berbagai komunitas mulai dari pengusaha, instansi pemerintah, umum di masjid-masjid, militer dan komuniats sains. Ia pun meluncurkan buku pertamanya berjudul Planet Bumi. Sedangkan buku keduanya Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Alquran ternyata telah lama ditunggu-tunggu oleh berbagai komunitas yang rajin mendengar ceramahnya.
Mengapa ia berdebar saat bertemu dengan surah Al Hadid ayat 25 itu? Hasil penelitian NASA menjelaskan bahwa pada awal pembentukannya, planet bumi pernah mengalami hujan asteroid yang kaya dengan unsur besi (fe). Setiap benturan asteroid dengan bumi itu membentuk bahan bebatuan. Benturan itu juga menimbulkan ledakan energi yang meningkatkan suhu permukaan planet bumi sampai dengan 1.800 derjat celcius.
Lautan batu yang mencapai kedalaman 100 mil lebur dan meluas hingga menyelimuti planet ini. Radioaktif di dalam planet ini semakin memanaskan suhu dalam interior bumi sehingga bumi bak sebuah periuk besi yang meleleh. Lelehan meteor besi itu kemudian mulai menyusut ke tengah karena ditarik oleh gaya gravitasi planet ini. Lelehan besi tersebut mengalir sejauh ribuan kilometer dari permukaan mengikuti perjalanannya menuju inti bumi.
Itulah penyebab mengapa planet bumi mempunyai inti besi yang dikelilingi oleh lelehan batuan gunung berapi hingga saat ini. Artinya unsur besi yang kita kenal menjadi bagian hidup manusia ternyata bukan berasal dari planet bumi. Inilah yang disampaikan dalam QS Alhadid ayat 25 tersebut: ‘’Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami menurunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.’’
Mengapa Allah Swt sebagai pencipta memilih kalimat anzalna yang berarti ‘’kami telah menurunkan’’ dan bukannya kalimat khalaqna yang artinya ‘’telah kami ciptakan.’’ Bagaimana mungkin seorang Muhammad SAW yang ummi (buta huruf) dan hidup 1.400 tahun lalu saat teknologi dan sains modern belum ditemukan dapat dengan tepat memilih terminology kata ‘’turun’’, bukan ‘’cipta’’ atau ‘’buat’’ dalam soal besi ini.
Pastilah ia (Muhammad SAW) mendapat bimbingan dari Zat yang Maha dahsyat yang menguasai seluruh jagat semesta raya ini. Agus tahu, cahaya telah menyapa hatinya lewat ayat ini. Alquran is always one step ahead of science (Alquran selalu selangkah di depan penemuan-penemuan sains modern masa kini). Setiap ada penemuan hebat di setiap abad ternyata Alquran telah menjelaskannya sejak abad ke 7.
Membaca buku ini menjadikan Anda mengenal lebih dekat dengan ilmu bumi (geologi). Diuraikan sederhana dan mudah dipahami logika. Ada 20 bab yang bercerita tentang temuan ilmu soal bumi yang tak satupun lari dari keterangan Alquran. Buku ini layak jadi perbendaharaan ilmu Anda.***