"Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai Pusat Perekonomian Dan Kebudayaan Melayu Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis, Sejahtera, Lahir Dan Bathin Di Asia Tenggara Tahun 2020”
Visi Riau 2020, Pusat Kebudayaan Melayu
Visi Riau 2020 yang berusaha menjadikan daerah Riau sebagai pusat ekonomi dan kebudayaan Melayu Asia Tenggara, memiliki alasan kuat. Ini tidak saja karena faktor geografisnya yang berada di tengah-tengah pergaulan domestik dan internasional, tetapi juga pertumbuhan ekonomi dan potensi budayanya. Sejarah telah memberikan pengalaman yang bermakna bagi pencapaian visi 2020 tersebut.
Tetapi yang pasti adalah bagaimana visi Riau 2020 itu tetap mementingkan kesejahteraan rakyat Riau, baik secara jasmani maupun rohani. Penggabungan sektor ekonomi dan kebudayaan Melayu dalam visi Riau 2020, merupakan perwujudan dari upaya memuliakan manusia.
Riau Pos Group, melalui televisi lokal Riau pernah mengadakan diskusi mengenai upaya mencapai visi Riau 2020 sehingga masyarakat mengerti tentang visi Riau 2020 itu.
Visi Riau 2020 di Bidang Ekonomi
Suatu hari pada tahun 2020, sebuah pusat perekonomian dan kebudayaan Melayu di kawasan Asia Tenggara akan muncul di Provinsi Riau. Begitulah gambaran Riau yang tertuang di dalam Visi Riau 2020.
Di dalam visi Riau tersebut, terdapat beberapa indikator yang menjadi sasaran terwujudnya Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian di kawasan Asia Tenggara. Dalam pencapaiannya indikator tersebut sangat penting guna terwujudnya visi Riau 2020 dalam bidang ekonomi.
Riau baru bisa dinyatakan sebagai sebuah pusat perekonomian di Asia Tenggara jika pendapatan per kapita penduduknya telah mencapai 7.500 dollar AS, ditambah investasi per tahun yang mencapai 1 miliar dollar AS. Dengan adanya investasi yang tinggi itu, maka diharapkan laju pertumbuhan ekonomi daerah ini dapat mencapai 8,5 persen dengan tingkat inflasi yang dapat ditolerir sebesar 11 persen per tahun.
Walau saat ini posisi perekonomian masih jauh dari cita-cita visi Riau 2020, namun Perekonomian Riau sudah menempatkan diri pada kategori tumbuh, bahkan spektakuler karena berada di atas rata-rata indikator ekonomi nasional Indonesia.
Untuk mewujudkan keinginan visi perekonomian tanpa meninggalkan permasalahan sosial ekonomi maka sejak 2002, ditetapkan satu pilar pembangunan dalam Visi Riau 2020 sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi Kerakyatan. Dalam dua tahun anggaran, pilar tersebut telah dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau sebesar Rp 1,206 triliun, yakni Rp 561, 92 miliar dalam APBD 2002 dan Rp 643,76 miliar pada APBD 2003 ini.
Berapapun angkanya dan apapun pilarnya, yang penting sebagai rakyat Riau kita sama-sama berharap Visi Riau 2020 untuk menjadikan Riau sebagai pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara dapat terwujud, amin.