Sejarah Masjid Raya Pekanbaru
Masjid Raya Senapelan atau sekarang Masjid Raya Pekanbaru pertama kali dibangun oleh Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah (1766-1780 M), dikenal sebagai Marhum Bukit, Raja ke-4 Kerajaan Siak Indrapura, sekitar tahun 1762 M. Kemudian pembangunannya diteruskan oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, Raja ke-5.
Sekitar tahun 1775 Marhum Bukit memindahkan ibukota kerajaan dari Mempura Siak ke Sanapelan. Beliau wafat tahun 1780. Senapelan adalah lokasi Masjid Raya. Hal ini-merupakan cikal bakal pertama berdirinya kota Pekanbaru sejak berdirinya Masjid Raya.
Masjid Raya Cagar Budaya, Warisan Budaya Melayu Islam
Buktinya berupa secarik kertas bertuliskan: Sesuai keputusan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor. KM.13/13.007/MKP/2004, tentang penetapan Istana Siak dan.. (sejumlah situs lainnya) termasuk Masjid Raya Pekanbaru, yang berlokasi di-Pekanbaru merupakan benda cagar budaya, situs, atau kawasan yang dilindungi UU RI No.5/2004.
Perombakan Total Masjid Raya Pekanbaru
Perombakan Masjid cagar budaya Riau sudah-tidak bisa dijegah. Jangan terheran-heran jika Anda pernah datang sebelumnya karena mesjid raya asli tidak-akan ditemukan lagi. Kini mesjid dibangun sekitar 100 tahun lalu itu sudah-berubah bentuk menjadi mesjid modern.
Masjid Raya Pekanbaru sudah-dibangun dua lantai, bahkan sumur tua di-samping mesjid sudah-tidak ada lagi. Padahal sumur tua-itu sangat dikenal sampai ke Malaysia-Singapura karena dipercaya Bertuah. Biasanya Wisatawan Malaysia, Singapura menjadikan air sumur tersebut sebagai ole-ole penyembuh penyakit.
Hal-ini tentu sangat disesalkan tokoh masyarakat. Sebut saja Annas Aismana, salah seorang tokoh pemuda. Ia tidak setuju dengan penghilangan wajah asli Mesjid Raya Pekanbaru.
“Program revitalisasi yang dilakukan terhadap Mesjid Raya itu telah menghilangkan salah satu bukti sejarah Kerajaan melayu di-Riau. Malah telah menjadi cagar budaya nasional, bahkan dikenal dunia. Seharusnya keaslian mesjid ini terus dijaga," tegasnya kepada media.
Desain, Rancangan Baru Masjid Raya Pekanbaru
Perombakan-ini tentu mengingatkan kita pada desain ulang masjid tua Agung An-Nur Pekanbaru. Coba bedakan Masjid Agung An-Nur Tempo Dulu dengan Agung An-Nur sekarang.
Namun apa daya pembangunan sedang berjalan. Mesjid dibangun pada abad 18 akan disulap menjadi masjid modren. Padahal Lembaga Adat Melayu Riau Cabang Pekanbaru bersama Askar Melayu menentang perombakan.
Lihat foto foto Desain Masjid Raya Pekanbaru:
Sumber-Tulisan:
Riau Pos
Riauinfo
Tribun Pekanbaru
Sumber-Foto Foto Rancangan, Desain Baru:
Attayaya.Net
MASJID RAYA NUR ALAM PEKANBARU HANCUR LEBUR!!!!
BalasHapushttp://www.facebook.com/group.php?gid=304226163472 Masjid Raya Nur Alam ini adalah masjid batu tertua di Kota Pekanbaru-Riau yang terdaftar di Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No: KM.13/PW.007/MKP/2004 tentang penetapan Masjid Raya Pekanbaru yang berlokasi di wilayah Provinsi Riau sebagai benda cagar budaya, situs, atau kawasan yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia No 5 Tahun 1992.
Hari ini yang dapat disaksikan tinggal puing-puing sisa Masjid Raya yang seharusnya dijaga kelestariannya. Dalam proses penghancuran diduga keras terjadi pencurian benda-benda situs dan penjualan benda-benda milik mesjid raya yang diduga dilakukan oleh pengurus mesjid Raya. Harap aparat terkait turun memeriksanya! Mari kita lawan Yahudi yang berusaha menghancurkan Masjid Raya kita!!!
Jahanam, Semoga ALLAH membalas kebejatan para yahudi yg berkedok pengurus!!!
BalasHapusMereke same macam penjajah yg mencuri karakteristik & kearifan lokal sehingga kepercayaan diri dan ciri khas kami hilang tak membekas.
lihat dan pelajari baik-baik dulu desainnya, baru komentar...
BalasHapus